Hidayatullah.com—
Namanya tak terlalu populer dibanding Pendeta Abraham Alex Tanuseputra, pendiri Gereja Bethany Family. Atau Pdt. Dr. Stephen Tong, Ketua Sinode GRII. Tapi pernyataanya kali ini akan membuatnya terkenal dan dikenang. Namanya Pendeta Hans Jefferson. Di tengah kecaman dunia atas aksi melawan kemanusian yang dilakukan Israel kepada warga Gaza, pengkhotbah yang juga Pimpinan Yayasan Kasih Untuk Bangsa ini justru memberikan pernyataan tak simpatik. Dalam sebuah wawancara dengan Radio Nederland Wereldomroep, (5/1) ia mengatakan, apa yang dilakukan Israel bukanlah penjajahan.
“Jadi kalau orang bilang Israel mencaplok tanah Arab, tanah Palestina 14 Mei 1948, orang itu tidak tahu sejarah,” ujarnya. “Israel bukan merdeka -karena Israel tidak pernah dijajah. Israel kembali ke tanahnya 14 Mei 1948 untuk memberikan negara Israel dalam konteks pemerintahan dunia hari ini,” demikian katanya. Ada juga yang tak kalah menarik dalam pernyataannya. “Secara batin, umat Kristen di seluruh dunia pasti berdoa buat Israel,” ujarnya. Tapi, ini bukanlah suara mayoritas kaum Kristiani Indonesia. Berikut petikan wawancaranya dengan Radio Nederland Wereldomroep (RNW) dan diedit oleh www.hidayatullah.com.
Muhammadiyah juga mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa untuk memberlakukan sanksi terhadap Israel karena telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan?
Ini perang. Kita tidak membenarkan suatu bangsa dibunuh oleh bangsa yang lain. Tetapi kalau bangsa saling menyerang, ini kan perang namanya.
Lalu kalau melihat umat Kristen di Indonesia, mereka pada umumnya bagaimana posisinya? Mengapa mereka tidak berdemonstrasi menentang kekerasan Israel?
Ya, prinsipnya begini. Kita harus bertindak cerdas di tengah situasi yang seperti ini. Karena sudah terjadi demonstrasi di mana-mana. Lalu kalau umat Kristen itu melakukan demonstrasi, maka itu kan namanya counter demonstration.
Itu kita akan menimbulkan masalah sendiri dalam negeri. Sedangkan kita melihat gelombang anti Israel, anti Amerika, anti dunia Barat itu luar biasa sekarang. Jadi kalau kita melakukan demonstrasi, itu berarti kita akan memindahkan Jalur Gaza ke Indonesia jadinya.
Lalu yang kedua, cara Kristen bukan seperti itu. Lebih baik kita menyikapi perang ini dengan cara yang lain. Kita mobilisasi gereja untuk berdoa, mobilisasi umat untuk melihat masalah ini secara sejarah tetapi juga secara fakta yang sebenarnya terjadi. Lalu kita melakukan apa yang bisa kita lakukan, yaitu meredam.
Sebenarnya juga banyak yang mau demo, yang membuat statement garis keras Kristen juga ada. Karena secara ‘akar Iman’ dapat dipastikan bahwa iman Kristen tidak bisa dipisahkan dari bangsa Yahudi.
Jadi secara batin, umat Kristen di seluruh dunia pasti berdoa buat Israel. Tapi di pihak lain juga tidak menghendaki Israel “membantai bangsa lain”. Ini perang sebenarnya.
Sekarang juga banyak pendeta yang memimpin perjalanan ke Israel. Dan juga ada pendeta-pendeta yang secara terbuka mendukung pemulihan Israel. Bukankah ini secara politik, mereka mendukung keberadaan Israel?
Tidak secara politik. Tapi secara iman. Saya sendiri baru dari Israel. Jadi bukan secara politis. Pernyataan bahwa berdoa buat Israel, berdoa untuk pemulihan Israel, itu secara iman. Karena kita punya akar iman yang sama.
Kita mempercayai separuh Alkitab itu sama. Kita punya Taurat yang sama. Tauratnya Israel Tauratnya kita juga. Perjanjian lama maksud saya. Jadi secara iman itu kita punya akar yang sama.
Yesus Kristus lahir dari bangsa Yahudi. Semua tempat suci Kristen, itu di Yerusalem, di Israel. Jadi dari sisi iman, dari sisi rohani, kita harus berdoa untuk Israel, karena ini secara internal Kristen bahwa Mazmur 122, yang berdoa bagi kesejahteraan Israel dan Yerusalem, maka diberkati. Siapa yang memberkati Israel diberkati. Itu Firman Tuhan.
Selama ini Israel dipandang sebagai Tanah Perjanjian bagi umat Kristen di Indonesia. Apakah sudah saatnya itu diubah pandangan seperti itu?
Tidak ada satu kekuatan pun di dunia ini, apalagi dari pihak internal Kristen yang mengubah pandangan bahwa Kanaan atau Israel sekarang bukan Tanah Perjanjian. Yang disebut Tanah Perjanjian karena Kejadian pasal 12, Tuhan, Jahweh Elohim berjanji kepada Abraham untuk memberikan tanah itu kepada keturunannya. Dan tanah itu digenapi oleh Tuhan, Jahweh Elohim, disembah oleh Abraham, Ishak dan Yakob pada jaman Musa keluar dari Mesir dengan umat Israel sampai di gunung Nebo dan Yosua melanjutkan kepemimpinan dan menguasai tanah itu.
Jadi Israel bukan memiliki tanah itu baru 14 Mei 1948. Bukan. Tanah perjanjian itu sudah dimiliki Israel dari jaman Nabi Musa. Bukan baru sekarang. Jadi kalau orang bilang Israel mencaplok tanah Arab, tanah Palestina 14 Mei 1948, orang itu tidak tahu sejarah. Kalau dia tahu sejarah, tanah itu sudah menjadi milik Israel dari zaman Musa. Tidak ada yang bisa mengubah itu. Sampai kapan pun juga.
Hanya Tuhan pakai Amerika, pakai Inggris, pakai PBB untuk mengembalikan Israel ke Tanah Perjanjian 14 Mei 1948. Dan ingat, Israel bukan merdeka -karena Israel tidak pernah dijajah. Israel kembali ke tanahnya 14 Mei 1948 untuk memberikan negara Israel dalam konteks pemerintahan dunia hari ini. Kalau dulu kan kerajaan.
Jadi Israel kembali ke kampungnya, bukan mengambil tanahnya orang Palestina. Bukan. [rnw/hid/www.hidayatullah.com]
-o0o-
< ==== https://m.hidayatullah.com/berita/wawancara/read/2009/01/06/4802/secara-batin-umat-kristen-di-seluruh-dunia-pasti-berdoa-buat-israel.html <==== 10 Okt 2020.
Sophislam,
Kaum Zionist berpendapat, bahwa tanah Kanaan adalah alami milik bangsa Israel, dan klaim ini mereka dasarkan pada kitabsuci mereka, yaitu Tanakh.
(Tanakh singkatan dari tiga kitab, yaitu TA-urat, NA-viim dan KH-etuvim. Tanakh dalam Kristen disebut Perjanjian Lama).
Kalau kita lihat kitab Tanakh ini, maka jelaslah bahwa tanah Kanaan atau tanah Palestina selamanya alami milik bangsa Israel. Oleh karena itu siapa yang dapat dan berani membantah fakta ini?
Dengan klaim kitabsuci ini, maka mau tidak mau, eksistensi Arab Islam di Palestina merupakan kekejian dan kekeliruan, atau dengan kata lain, Arab Islam telah lancang berbuat tidak sopan membangun kampung dan beranak pinak di tanah orang.
Benarkah demikian?
Pertama.
Orang Israel, atau orang Yahudi mempunyai kitabsuci bernama Tanakh. Tanakh ini di dalam agama Kristen disebut Perjanjian-lama. Di dalam Tanakh terdapat ayat maupun statement yang menyatakan bahwa tanah Kanaan adalah tanah yang diberikan Tuhan untuk dipusakai / diwarisi oleh bangsa Israel untuk selama-lamanya.
Oleh karena itu, seluruh dunia harus taat dan manut kepada kitab Tanakh ini, ketika Tanakh ini bertitah bahwa tanah Palestina adalah alami milik bangsa Israel turun temurun. Jadi, menurut sudut pandang orang Israel, semua bangsa di dunia ini, seperti bangsa Indonesia, bangsa Malaysia, India, China, Mongol, bangsa Afrika, bangsa Maori, bangsa Viking, bangsa Eropa, bangsa Arab, orang Hispanik, dsb, harus manut dan patuh kepada titah Tanakh ini, yang bertitah bahwa tanah Palestina adalah hanya untuk bangsa Israel.
Masalahnya adalah, kitab Tanakh ini adalah kitab yang dikandung / diusung bangsa Israel selama berabad-abad. Ya jelaslah isi dan ayatnya hanya selalu menguntungkan orang Israel. Kalau Tanakh ini adalah kitab yang selama berabad-abad diusung oleh bangsa Jepang, maka tentu isinya hanya menguntungkan bangsa Jepang. Pasti nanti isinya ada ayat yang berbunyi bahwa tanah Kanaan adalah tanah warisan turun temurun untuk bangsa Jepang selama-lamanya. Begitu logikanya.
Orang Israel itu bodoh, dan kemudian mengajak manusia di seluruh dunia untuk ikut bodoh bersama Israel, yaitu supaya manut dan patuh saja kepada kitab orang Israel yaitu Tanakh.
Letak bodohnya di mana? Letaknya bodohnya di sini: kitab Tanakh isinya hanya menguntungkan orang Israel saja, karena kitab Tanakh ini adalah kitabnya orang Israel.
Kedua.
Kemudian, pada bagian pertama tadi ada statement, bahwa semua bangsa di dunia harus manut kepada Tanakh yang bertitah bahwa tanah Palestina adalah milik Israel buat selama-lamanya.
Ohyaaaa? Jadi seluruh bangsa di dunia ini, apa pun agama dan budayanya, harus manut dan patuh kepada kitabnya orang Israel ini yaitu Tanakh, yaitu bahwa tanah Palestina adalah milik Israel? Jadi orang Islam harus manut dan patuh kepada Tanakh nya Israel? Orang Hindu harus manut dan patuh kepada Tanakh Israel? Orang Buddha harus manut dan patuh kepada Tanakh Israel? Orang Konghucu harus manut dan patuh kepada Tanakh Israel? Orang Jainisme, orang Sikh, orang Bahaist, orang Tao, orang Zoroaster, dsb semuanya harus manut dan patuh kepada Tanakh Israel?
Yang benar saja!
Ketiga.
Bahkan di dalam kitab Tanakh, terdapat ayat yang bertitah,
Kejadian 12:3 – – Aku (Tuhannya Israel) akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Ayat ini ditujukan kepada orang Israel.
Jadi, menurut Tanakh, semua orang di dunia harus memberkati orang Israel, yang artinya semua orang di dunia harus menghormati dan segan kepada orang Israel, kalau mau selamat dan untung. Kebalikannya, kalau ada manusia maupun bangsa yang mengutuk maupun antipati kepada Israel, maka Tuhan dunia akan mengutuk bangsa tersebut. Wahhhhhh!!
Ya jelaslah ada ayat seperti itu di dalam Tanakh, karena Tanakh ini adalah kitab yang diusung oleh orang Israel …… maka tidak aneh kalau isi dan ayatnya hanya selalu menguntungkan orang Israel saja.
Keempat.
Orang Israel bilang, bahwa Palestina adalah milik bangsa Israel, karena itu semua dikatakan oleh ajaran Tanakh.
Kalau begitu, maka bolehkah kalau Palestina dijadikan milik bangsa Muslim, karena Alquran berkata demikian? Tentu orang Israel akan berkata, tidak boleh.
Kemudian, mengapa tidak boleh? Pasti orang Israel akan berkata, karena itu adalah kata Alquran.
Jadi, maksudnya apa? Maksudnya, kalau Tanakh mengajarkan bahwa Kanaan adalah milik Israel, maka harus dipatuhi. Namun kalau Alquran yang mengajari bahwa Kanaan adalah milik Arab Muslim, maka jangan dipatuhi. Begitukah?
Lantas apa istimewanya Tanakh dibanding Alquran, sehingga ajaran Tanakh harus diwujudkan, sementara ajaran Alquran tidak boleh diwujudkan?
Yang benar saja, orang Israel ini!!!!
Note, apakah Alquran juga mempunyai ayat yang mengajarkan bahwa tanah Kanaan adalah milik Arab Muslim? Jawabannya, tentu saja tidak ada. Mengapa? Karena Alquran itu merupakan kitab yang suci dan rasional, yang diturunkan oleh Allah Swt untuk seluruh umat manusia.
Kelima.
Pada semua paparan sejarah yang tersedia di internet tertulis, bahwa jauh sebelum bangsa Israel, tanah Kanaan telah diduduki dan diperintah oleh bangsa lain. Jadi bisa dikatakan, bahwa Israel bukanlah bangsa pertama yang memerintah di tanah Kanaan.
Lalu kemudian, datanglah bangsa Israel ke tanah Kanaan ini dengan kitabsuci mereka. Dan tiba-tiba, kitabsuci mereka berkata bahwa tanah Kanaan adalah milik abadi bangsa Israel. Wah ……. Tuhan jenis apa yang berada di balik Tanakh ini?
Inilah salah satu kebodohan bangsa Israel, salah satu keserakahan bangsa Israel, dan salah satu kesombongan bangsa Israel.
Ingatlah, Tuhan alam Semesta pasti tidak akan berbuat demikian, yaitu mengklaim bahwa satu dua jengkal tanah di bumi ini milik bangsa tertentu. Ingatlah, Tuhan itu adil, tidak seperti Tuhannya Tanakh.
Keenam.
Jadi, menurut ego dan kebodohan-nya orang Israel, peruntukan sebidang dua bidang tanah di bumi ini adalah berdasar kitabsuci, dan kitabsuci itu haruslah Tanakh saja, kitabsuci lainnya tidak.
Kewarasan berkata, bahwa peruntukan sebidang dua bidang tanah, haruslah berdasar hukum dan kesepakatan berbagai pihak skala lokal, nasional maupun internasional, bukan berdasar kitabsuci Tanakh. Namun karena saking bodohnya, orang Israel lancar saja berkata bahwa peruntukan tanah di bumi ini adalah berdasar Tanakh. Tujuannya? Yaaa untuk keuntungan bangsa Israel saja, …….. dan bangsa lain biarkan saja rugi, toh bangsa lain bukan bangsa pilihan Tuhan. Begitu kata Tanakh.
Ketujuh.
Peruntukan sebidang dua bidang tanah di bumi ini, tentunya harus berdasar kesepakatan berbagai pihak pada skala lokal, nasional maupun internasional (bukan berdasar kitabsuci agama mana pun). Dan komponen utama yang menjadi pertimbangan pada kesepakatan itu, adalah batas tanah atau wilayah yang berlaku atau eksis pada “Perkembangan Dunia Modern”.
Nah, apakah yang dimaksud dengan Perkembangan Dunia Modern? Perkembangan Dunia Modern adalah berpatokan pada saat terjadinya Perang Dunia Pertama. Jadi, segala perbatasan wilayah, maupun pihak mana yang menghuni atas suatu bidang tanah, sebelum terjadinya Perang Dunia Pertama, tidak dianggap ada, atau dianggap tidak berlaku.
Aplikasinya adalah, pada saat terjadinya Perang Dunia Pertama, tanah Kanaan atau kawasan Palestina milik bangsa siapa? Bangsa mana pun yang menjadi penghuni maupun pemilik atas tanah Palestina pada saat terjadinya Perang Dunia Pertama, maka bangsa atau pihak itulah yang berhak atas tanah tersebut. Jawabannya adalah, tentu saja Arab Muslim, karena pihak inilah yang menjadi penguasa atau menghuni kawasan Palestina –termasuk Jerusalem di dalamnya.
Bagaimana dengan Israel? Apakah Israel merupakan penguasa maupun penghuni Palestina pada saat Perkembangan Dunia Modern, alias Perang Dunia Pertama? Jawabannya, tidak.
Maka oleh karena itu, harus disepakati, bahwa Palestina dengan Jerusalem-nya adalah milik sah bangsa Arab Muslim, karena bangsa Arab Muslim telah berdiam dan menghuni tanah Kanaan ini pada saat terjadinya Perang Dunia Pertama.
Hal ini sangat serius untuk dimengerti. Benua Amerika Utara contohnya, sebelum kedatangan bangsa Eropa, merupakan kawasan yang dihuni dan dimiliki suku Indian, yang beberapa sumber menyatakan bahwa suku Indian adalah umat Muslim, umatnya Nabi Muhammad Saw. Kalau TIDAK BERDASARKAN perkembangan dunia modern, yang berpatokan pada Perang Dunia Pertama, maka seharusnya dunia menyerahkan dan mengembalikan benua Amerika Utara itu kepada umat Muslim.
Pada tahun 1200an, suku Mongol menyerang dan menguasai kawasan Timur Tengah. Maka seharusnya dunia menyerahkan dan mengembalikan kawasan Timur Tengah kepada suku Mongol. Begitu juga, seluruh kawasan Asia Tenggara pada masanya merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Maka bukankah itu berarti seluruh negara di kawasan Asia Tenggara harus menjadi bagian Indonesia, tempat berpusatnya Kerajaan Majapahit?
Namun, ketiga hal tersebut (benua Amerika Utara milik umat Muslim, kawasan Timur Tengah milik bangsa Mongol, dan kawasan Asia Tenggara milik Majapahit) tidak bisa dijadikan dasar, karena keseluruhan penguasaan tanah tersebut terjadinya jaaaaaaaauh sebelum Perang Dunia Pertama.
Begitu juga dengan hubungan antara tanah Kanaan dengan bangsa Israel. Memang benar bangsa Israel pernah berkuasa dan menghuni tanah Kanaan. Namun saat kejadiannya itu kapan? Bukankah jaaaaaaauuh sebelum terjadinya Perang Dunia Pertama? Maka hal tersebut tidak bisa dijadikan dasar untuk mengklaim bahwa tanah Kanaan adalah milik Israel.
Intinya, kalau tidak berdasar pada keadaan peta perbatasan yang eksis pada masa Perang Dunia Pertama, maka kepemilikan tanah atau wilayah di seluruh dunia bisa kacau, masing-masing pihak bisa mengajukan klaim wilayah berdasarkan rentetan sejarah masa lalu jauh sebelum terjadinya Perang Dunia Pertama: bangsa Muslim berhak mengklaim Amerika Utara, bangsa Mongol berhak mengklaim Timur Tengah, dan Indonesia berhak mengklaim seluruh kawasan Asean.
Kedelapan.
Logika sederhana saja. Kisah Nabi Ibrahim di dalam Alkitab, Ibrahim sendiri-kah yang menulis? Pasti bukan. Lantas siapa yang menulis kisah Nabi Ibrahim? Siapakah namanya? Apakah sukunya? Untuk siapakah ia menulis kisahnya? Atas perintah siapakah ia menulis kisahnya?
Kemudian kisah Nabi Musa, kisah Nabi Daud, kisah Nabi Yusuf …. kisah Nabi Nuh ….. pasti bukan Nabi ybs yang menulis, melainkan orang lain yang menulisnya. Lantas siapakah namanya? Apakah sukunya? Apakah agamanya? Untuk siapakah mereka menulis kisah-kisah tersebut? Atas perintah siapakah kisah-kisah tersebut mereka tulis?
Sampai sekarang tidak ada satu pun ilmuwan yang dapat memberi jawaban yang pasti, pdh hal tersebut sangat krusial, karena hal ini menyangkut kredibilitas kitabsuci, yang dianggap Firman Tuhan. Toh intinya para ahli sepakat, bahwa kitab Musa TIDAK MUNGKIN ditulis oleh Musa sendiri, kitab Daud TIDAK MUNGKIN ditulis oleh Daud sendiri, kitab Ibrahim TIDAK MUNGKIN ditulis oleh Ibrahim sendiri.
Namun tiba-tiba saja Alkitab wujud di atas meja, atau di laci, atau di toko buku, dsb ….tanpa diketahui siapa yang menulisnya ….. bahkan salinan aslinya pun tidak dijumpai di mana pun …. Tidakkah hal tersebut mengerikan?
Dan di tengah kegalauan tersebut, tiba-tiba kita mendengar, bahwa di dalam Alkitab / Tanakh terdapat ayat yang menyatakan bahwa Tuhan memberikan tanah Kanaan untuk bangsa Israel, sementara di lain pihak kita faham bahwa kitab Tanakh itu merupakan kitab yang diusung oleh bangsa Israel sendiri. Bukankah ayat ini sebenarnya ayat bikinan orang Israel untuk keuntungan bangsa Israel sendiri? Atau, apakah mungkin Tuhan berlaku picik, dengan merampas fakta bahwa jauh sebelum Israel, tanah Kanaan telah dihuni suku lain selama ribuan tahun?
Minimal, sebelum semua warga dunia sepakat bahwa tanah Kanaan adalah milik alami bangsa Israel, maka tolong sebutkan saja dulu, siapa yang menulis mula-mula kitab Ibrahim, kitab Musa, Kitab Daud dsb? Mereka pasti punya nama, kan? Jadi, tolong sebutkan.
Dan masih adakah salinan mula-mula nya? Sekarang disimpan di mana? Di dalam bahasa apa? Berumur berapa ribuan tahun?
Kesembilan.
Blogsite senjatarohani dot wordpress dot com, mempunyai artikel yang berjudul “Tanah Kanaan / Israel / Palestina dan kota Yerusalem milik siapa sebenarnya?”. Pada artikel tersebut, penulisnya menulis, bahwa …..
……. YAHWEH mengembalikan tanah Israel sepenuhnya kepada umatNya pada 15 May 1948, setelah terbuang dan tidak memiliki negara selama 1878 tahun lamanya. Sehingga genaplah nubuatan nabi-nabi …… dst.
1878 tahun lamanya bangsa Israel terbuang dan terserak-serak di muka bumi? Bukankah itu berarti hampir DUA MILENIUM bangsa Israel terkatung-katung tanpa hargadiri?
Coba renungkan. Kalau memang benar bahwa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan, lantas mengapa Tuhan membiarkan Israel terkatung-katung di padang pasir selama dua ribuan tahun? Kalau memang benar bahwa Israel bangsa pilihan Tuhan, maka seharusnya SETAHUN PUN tidak akan dibiarkan Tuhan terkatung-katung di padang pasir tanpa hargadiri …. Lha ini? 1878 tahun? Dan masih juga dibilang bangsa pilihan Tuhan? Ah yang benar saja!!!!!
Apalah maknanya, apalah artinya, apalah gunanya, Tuhan berseru-seru bahwa Israel merupakan bangsa pilihan Tuhan, kalau Tuhan membiarkan bangsa ini berserakan dan terkatung-katung di muka bumi tanpa tentu arah? Dua ribu tahun?
Kemudian, artikel tersebut juga menulis, bahwa penguasa tanah Israel berganti-ganti tangan …..
Ini maksudnya apa? Kalau disebutkan bahwa Israel merupakan bangsa pilihan Tuhan, maka seharusnya Tuhan tidak membiarkan Raja dan bangsa mana pun untuk menjajah Israel …. Namun bukankah faktanya bangsa Israel selalu menjadi korban hegemoni bangsa lain?
Jadi jelaslah, bahwa ayat Tanakh yang menyatakan bahwa Israel merupakan bangsa pilihan Tuhan, merupakan ayat karangan atau buatan tangan jahil orang Israel, karena TIDAK ADA WUJUD DAN BUKTI EMPIRISNYA ….
Dan begitu juga dengan ayat Tanakh yang menyatakan bahwa Tuhan Yahweh menjadikan tanah Kanaan sebagai kampung bangsa Israel untuk selama-lamanya, sebenarnya merupakan ayat karangan atau ayat bikinan tangan jahil orang Israel demi keuntungan sepihak mereka …..
Karena kalaulah benar bahwa Tuhan menjadikan Kanaan sebagai kampung bangsa Israel, lantas mengapa Israel harus berserakan dan terkatung-katung di muka bumi hampir dua ribu tahun? 1878 tahun? Lelucon mana ini?
Bahkan, ayat lain di dalam Tanakh menulis,
Kejadian 12:3 – – Aku (Tuhannya Israel) akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Mana buktinya? Adakah buktinya?
Bangsa jerman membantai ribuan Yahudi, toh sampai sekarang bangsa jerman aman-aman saja ….. bangsa mesir memperbudak ribuan Yahudi, toh sampai sekarang negara mesir aman-aman saja …… romawi pernah menjajah Yahudi, toh sampai sekarang negara romawi aman-aman saja …. Kenapa bisa begitu?
Lantas di mana wujud dari Firman Tuhan pada Kejadian 12:3 tersebut? Bangsa Indonesia saja, yang selalu mengutuk aksi kekejian Israel, sampai sekarang masih aman-aman saja, bahkan senantiasa diberi kelimpahan rejeki ……
Kalau memang benar bahwa Tuhan berfirman bahwa Tuhan akan mengutuk siapa saja yang mengutuk Israel, maka seharusnya jerman sudah melarat kutukan, bangsa mesir dan bangsa romawi sudah menderita kutukan dari Tuhan Yahweh. Namun mana buktinya?
Jadi jelaslah, bahwa ayat Kejadian 12:3 merupakan ayat karangan atau bikinan tangan jahil Yahudi, untuk keuntungan dan egoisme bangsa Israel sendiri. Wah pantas saja Allah Swt mengutuk bangsa Israel, karena dari sini saja sudah terbukti kebengalan dan ketengilan bangsa ini …
Penutup.
Allah Swt berfirman di dalam Alquran surah Almaidah ayat 18,
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu ” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya; Dia mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).
Ayat Alquran ini menegaskan dan sinkron dengan fakta dunia, bahwa frase “Israel adalah anak Tuhan dan bangsa pilihan Tuhan”, adalah karangan dan bikinan tangan jahil orang Israel semata; frase tersebut bukanlah ayat Tuhan Semesta alam.
Alkitab, memang tidak bisa dipercaya ….. maka celakalah siapa saja yang percaya kepada Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru ……